Akhirnya setelah lama tidak posting aku sempat juga ke warnet untuk posting sedikit mengenai cerita pengalamanku, "Walaupun sedikit agak telat"
Pada tanggal 5 November 2010, aku mengikuti lomba matematika di Universitas Udayana (UNUD), pertandingan ini terdiri dari 2 babak, yaitu babak penyisihan, dan babak final. Pada babak penyisihan, babak ini terdiri atas 40 soal pilihan ganda dalam waktu 60 menit.
Pada saat itu aku hanya sempat mengerjakan 12 soal karena kekurangan waktu, aku sangat tidak PD karena banyak soal yang belum aku jawab, namun saat perjalanan ke gedung MIPA, ada teman saya yang menghampiri saya dan bertanya berapa soal yang kamu jawab, kebetulan yang bertanya ini adalah orang yang pernah mengikuti OSN di Medan, Sumatra utara, jadi saya berpikir kalau dia menjawab soal jauh lebih banyak dariku, jadi aku jawab aku hanya menjawab 12 soal aja.
Namun aku kaget ketika mendengar bahwa ternyata dia menjawab hanya 14 soal. Jadi saat itu ke-PD-anku mulai muncul lagi, ternyata memang dengan sengaja soal dan waktunya tidak didesain dengan benar. Ketika pengumuman, akhirnya aku lolos ke final.
Saya senang karena berhasil lolos ke final, tapi perjuangan belum selesai, masih ada satu tes lagi yang harus dilewati. Yaitu tes babak final. Pada babak final, terdiri atas 4 soal Esay yang berarti peserta lomba harus menjelaskan dari mana dia mendapatkan jawaban itu. Tes final dikerjakan hanya dengan waktu 90 menit. Karena itu saya mengerjakan soal dari belakang, yaitu dari No4 terlebih dahulu.
Pada soal no4, saya merasa ada kesalahan karena soalnya berupa pembuktian, namun setelah dikerjakan, ternyata tidak terbukti, jadi saya tulis aja "soal ini tidak terbukti". kemudian pada soal no2, aku baru mengerjakan setengah jalan, tau-taunya waktu sudah habis, jadi aku belum sempat mengerjakan soal no1, aku merasa tidak PD lagi.
Kemudian pada waktu senggang, selagi pekerjaan peserta masih diperiksa oleh Dosen, aku bertanya kepada guru pembina yang bernama Nyoman Triguna, ketika itu, saya yakin soal no4 benar dan no3 salah. Namun aku pasrah aja kepada hasil nanti.
Pada pengumuman kejuaraan, aku tidak menyangka ternyata aku keluar sebagai juara 3, dengan poin 40. Yang keluar sebagai juara 2 dan 1 nya adalah siswa kelas XI dan X. Kemudian aku mendapat piala + hadiah lain2.
Pada perjalanan pulang aku melihat daftar nilainya, dan ternyata aku bisa juara 3 dengan poin soal No1 adalah 0, coba saja kalau ada waktu untuk mengerjakan soal no1, mungkin aja aku bisa juara 1, karena selisih poinnya amat tipis. Cuma 1 poin.
Kemudian, keesokan harinya, aku kepingin mencoba lomba lagi di UNUD, tapi kali ini bukan pada mata pelajaran matematika, namun mata pelajaran Fisika. Jadi aku mendaftar untuk ikut lomba Fisika di UNUD.
Sebenarnya ini diluar rencana, maka aku hanya punya waktu hanya 3 hari untuk mempersiapkan diri belajar fisika. Banyak materi tambahan yang belum aku kuasai, sampai-sampai aku bertanya berkali-kali kepada guru fisikaku.
Pada hari lomba aku terkena penyakit diare, namun aku tetap memaksakan diri untuk berlomba disana, jadi pada saat perlombaan mau dimulai, aku masuk kamar mandi berkali-kali. namun saat loba terpaksa aku tahan karena tidak diizinkan keluar ruangan saat lomba.
Pada babak penyisihan Fisika, terdiri dari 25 soal dalam waktu 120 menit (2 jam) sekarang aku tidak bakalan kekurangan waktu, bandingkan aja dengan matematika yang 40 soal dalam waktu hanya 1 jam.
Ternyata soalnya diluar dugaan, banyak rumus dan konsep fisika yang belum aku ketahui, sehingga aku hanya mengerjakan 11 soal dan dari 11 soal yang kujawab hanya benar 7. Aku hanya mendapat peringkat 23 dari tes itu. Tapi lumayan lah, dari 160 orang. Apalagi semuanya uda berpengalaman fisika.
Begitulah kisahku saat lomba di Universitas Udayana (UNUD) baru-baru ini.
Pada tanggal 5 November 2010, aku mengikuti lomba matematika di Universitas Udayana (UNUD), pertandingan ini terdiri dari 2 babak, yaitu babak penyisihan, dan babak final. Pada babak penyisihan, babak ini terdiri atas 40 soal pilihan ganda dalam waktu 60 menit.
Pada saat itu aku hanya sempat mengerjakan 12 soal karena kekurangan waktu, aku sangat tidak PD karena banyak soal yang belum aku jawab, namun saat perjalanan ke gedung MIPA, ada teman saya yang menghampiri saya dan bertanya berapa soal yang kamu jawab, kebetulan yang bertanya ini adalah orang yang pernah mengikuti OSN di Medan, Sumatra utara, jadi saya berpikir kalau dia menjawab soal jauh lebih banyak dariku, jadi aku jawab aku hanya menjawab 12 soal aja.
Namun aku kaget ketika mendengar bahwa ternyata dia menjawab hanya 14 soal. Jadi saat itu ke-PD-anku mulai muncul lagi, ternyata memang dengan sengaja soal dan waktunya tidak didesain dengan benar. Ketika pengumuman, akhirnya aku lolos ke final.
Saya senang karena berhasil lolos ke final, tapi perjuangan belum selesai, masih ada satu tes lagi yang harus dilewati. Yaitu tes babak final. Pada babak final, terdiri atas 4 soal Esay yang berarti peserta lomba harus menjelaskan dari mana dia mendapatkan jawaban itu. Tes final dikerjakan hanya dengan waktu 90 menit. Karena itu saya mengerjakan soal dari belakang, yaitu dari No4 terlebih dahulu.
Pada soal no4, saya merasa ada kesalahan karena soalnya berupa pembuktian, namun setelah dikerjakan, ternyata tidak terbukti, jadi saya tulis aja "soal ini tidak terbukti". kemudian pada soal no2, aku baru mengerjakan setengah jalan, tau-taunya waktu sudah habis, jadi aku belum sempat mengerjakan soal no1, aku merasa tidak PD lagi.
Kemudian pada waktu senggang, selagi pekerjaan peserta masih diperiksa oleh Dosen, aku bertanya kepada guru pembina yang bernama Nyoman Triguna, ketika itu, saya yakin soal no4 benar dan no3 salah. Namun aku pasrah aja kepada hasil nanti.
Pada pengumuman kejuaraan, aku tidak menyangka ternyata aku keluar sebagai juara 3, dengan poin 40. Yang keluar sebagai juara 2 dan 1 nya adalah siswa kelas XI dan X. Kemudian aku mendapat piala + hadiah lain2.
Pada perjalanan pulang aku melihat daftar nilainya, dan ternyata aku bisa juara 3 dengan poin soal No1 adalah 0, coba saja kalau ada waktu untuk mengerjakan soal no1, mungkin aja aku bisa juara 1, karena selisih poinnya amat tipis. Cuma 1 poin.
Kemudian, keesokan harinya, aku kepingin mencoba lomba lagi di UNUD, tapi kali ini bukan pada mata pelajaran matematika, namun mata pelajaran Fisika. Jadi aku mendaftar untuk ikut lomba Fisika di UNUD.
Sebenarnya ini diluar rencana, maka aku hanya punya waktu hanya 3 hari untuk mempersiapkan diri belajar fisika. Banyak materi tambahan yang belum aku kuasai, sampai-sampai aku bertanya berkali-kali kepada guru fisikaku.
Pada hari lomba aku terkena penyakit diare, namun aku tetap memaksakan diri untuk berlomba disana, jadi pada saat perlombaan mau dimulai, aku masuk kamar mandi berkali-kali. namun saat loba terpaksa aku tahan karena tidak diizinkan keluar ruangan saat lomba.
Pada babak penyisihan Fisika, terdiri dari 25 soal dalam waktu 120 menit (2 jam) sekarang aku tidak bakalan kekurangan waktu, bandingkan aja dengan matematika yang 40 soal dalam waktu hanya 1 jam.
Ternyata soalnya diluar dugaan, banyak rumus dan konsep fisika yang belum aku ketahui, sehingga aku hanya mengerjakan 11 soal dan dari 11 soal yang kujawab hanya benar 7. Aku hanya mendapat peringkat 23 dari tes itu. Tapi lumayan lah, dari 160 orang. Apalagi semuanya uda berpengalaman fisika.
Begitulah kisahku saat lomba di Universitas Udayana (UNUD) baru-baru ini.
Oleh:
"King Of Math"
"King Of Math"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar